Jatuh Hati
Aku bukan jatuh cinta namun aku jatuh hati.....
Suara Raisa
terdengar dari speaker radio dalam mobil. Dira ingin memindahkan frekuensi atau
bahkan mematikan radionya agar tak perlu lagi mendengar lagu ini. Tapi
tangannya terlalu lemah untuk merealisasikannya dan hatinya terlalu menikmati
lagu ini.
Bukan karena
musiknya yang enak. Bukan. Namun karena kenangan yang dia bawa dalam lagu ini.
Bukan kenangan bersama yang menyenangkan. Bukan. Namun kenangannya sendiri
dalam diam yang selalu membuatnya tersenyum dan meringis dalam waktu yang
bersamaan. Membuatnya tenang dan resah dalam waktu bersamaan.
Bukan jatuh cinta. Namun jatuh
hati.
Entahlah apa
perbedaan antara jatuh cinta dan jatuh hati. Yang jelas ketika dirinya ada di
sekitar rasanya sungguh menyamankan. Meskipun dira dan dia hanya sibuk dengan
dunia masing-masing. Meskipun yang dinikmati hanya segelas cappucino miliknya
yang ikut diseruput olehnya. Meskipun yang dibicarakan dira dan dirinya adalah
hal berbeda. Rasanya tetap saja dunia hanya milik berdua. Well, mungkin dalam
bayangan dira seperti itulah rasanya.
Dira selalu
terkagum dengan caranya menuturkan mimpinya dengan penuh semangat. Melihat matanya
yang di penuhi binar. Melihat goresan penanya saat membuat peta perencanaan. Gak
ada yang lebih dira suka selain orang yang memiliki tujuan hidup. Sekalipun tujuan
tersebut masih berupa cita-cita.
Dira selalu
menyukai caranya dalam menghadapi masalah. Sesekali mengeluh namun tak pernah
menyalahkan keadaan. Sesekali marah, namun tak sekejap pun memaki. Sesekali terpuruk,
namun dia selalu tau caranya untuk bangkit.
Caranya hidup, selalu
menginspirasi Dira.
Dira pun gak
mengerti kenapa dirinya seperti ini. melihat dirinya, selalu membuat Dira
merasa tenang. Berada di sekitarnya selalu membuat Dira merasa masalah apapun
yang terjadi, semudah apapun, seberat apapun, semuanya akan baik-baik saja. Seperti
obat penenang yang membuatnya kecanduan untuk ada di sekitarnya.
Bukan karna
tampannya. Karena tampan itu relatif. Bukan karna baiknya, karena sesekali pun
mereka pernah saling hina dan bertengkar. Bukan karena manisnya, karena Dira
tak pernah sekalipun di perlakukan manis olehnya.
Entahlah,
dirinya yang seperti itu. Yang memiliki banyak kelebihan dan kekurangan menjadi
satu paket komplit bagi dira. Segala yang ada pada dirinya seolah merupakan
kombinasi dari apa yang dira inginkan dan butuhkan.
Dira merasa,
bersama dirinya, semua akan terasa lengkap. Tanpa perlu ada yang lain, tanpa
perlu menuntut ini itu. Cukup dirinya disamping dira, maka berdua pun akan
baik-baik saja.
Ku terpikat pada tuturmu, aku tersihir jiwamu
Terkagum pada pandangmu, caramu melihat dunia
Ku harap kau tahu bahwa ku terinspirasi hatimu
Ku tak harus memilikimu tapi
bolehkan ku slalu di dekatmu?
Dira menginjak
pedal gasnya lagi. Menambah kecepatan. Ya,
Dira tak harus memilikinya. Dan juga dirinya tak perlu mengetahui isi hati Dira. Asalkan dapat di dekatnya segalanya terasa lengkap, terasa benar, seolah
seperti itulah seharusnya. Yah, meskipun mungkin hanya dalam bayangan Dira.
Saat ini dira sedang menuju ke
dekatnya. Kepadanya yang membuat jatuh hati.
Meutafora
4 Maret 2015
Setelah terngiang-ngiang lagu Raisa selama beberapa saat
Comments
Post a Comment