Posts

Showing posts from May, 2015

:)

I always think about write new day as new chapter and beginning. Until i realize, how can i write the new chapter if i still use the same book and open every chapter before? In 2 days before, i met strangers. And somehow- i dont even know why- its just happened that they make me realize, there are a lot of story waiting to be written in my book. And i realize i cant use the same book which already old and full. So, now is the time for me to take another book, which still have empty pages. I will write another title, maybe "Muti's New Adventure" will be suitable for this story. Well im still 22, and so many things to experience in life. The world is too big, too beautiful, too adventurous to spent by reading the old book and old story. Be brave to take the risk. Work harder. Have fun. Dont be afraid. Be happy as always. Today is the perfect time to start writting NEW BOOK, NEW CHAPTER, NEW BEGINNING. Meutafora 28 of May 2015 Moving on never feel soooo good like thi...

Tragis

Kisah kita biasa saja. Bukan seperti titanic yang indah tapi tragis, bukan seperti romeo juliet yang romantis dan tragis juga. Bukan seperti... ah elah, yang gue pikir kenapa drama drama berakhir tragis semua cobaa. Intinya sih cuma mau ngomong, kisah kita biasa aja. Kayak ordinary couple pada umumnya. Jatuh cinta, pacaran, pernah berkhianat sesekali, pernah cuek banget, pernah jadi temen banget, pernah berantem banget, pernah sayang-sayangnya banget. Ya biasa aja kayak orang kebanyakan. Gak romantis juga kayak film korea. Entahlah apa yang bikin kita pernah bertahan satu sama lain. Tapi kalo gue sih yang jelas karena pengen bikin diri sendiri happy. Yah, mungkin itu juga yang bikin udahan. Karena sepertinya elu gak happy. Gue juga gak happy. Dan kita berhenti bikin satu sama lain happy. Jadi ngapain di lanjut. Ya ga? Tragis ga sih? Kalo kisah kita berdua mungkin lebih bisa di katakan miris ya ketimbang tragis. Tapi gapapa, nanti juga bakal memulai kisah lain yang mungkin leb...

Cerpen: Aku dan Dia

   Denting garpu dan sendok yang beradu dengan piring terdengar setelah suapan terakhir. Aku yang telah menghabiskan seporsi fusilli carbonara dan sedang asik menyuapkan eskrim vanilla, bergumam lega dalam hati. Akhirnya tenderloin steak yang dia makan habis juga.    Aku selalu malu jika pergi makan bersamanya, gayanya makan lebih elegan dan rapi jika dibandingkan denganku. Suapannya lebih tenang jika dibandingkan denganku yang setiap makan seolah habis puasa setahun. Aku selalu malu tapi tak bisa mengubahnya. Jadi aku menerima saja cara makannya yang memang lebih tenang, seperti dia yang menerima cara makanku yang kesurupan.    “nanti kebayanya gak muat loh kalo makannya kalap.” Ucapnya, kontan membuat eskrim vanilla pada suapan ketigaku menjadi suapan dengan rasa bersalah yang sangat besar.    “come on, give me break. Gue udah diet mati-matian, ga bisakah gue makan eskrim ini dengan nikmat dan bebas rasa bersalah?” Seruku jengkel. Dia ter...

Keajaiban

  Buatku, suatu keajaiban saat menyadari diantara milyaran manusia di dunia ini ada yang cukup beruntung saat 2 orang dapat saling menyukai satu sama lain. aku pernah merasakannya, dulu.   Keajaiban itu ketika aku menyukainya dan dia pun menyukai aku.   Ajaib. Miracle. Dream Come True.   Lalu, sama halnya seperti manusia pada umumnya yang serakah dan tidak puas hanya dengan satu keajaiban yang datang secara cuma-cuma. Aku mulai bekerja keras, berusaha memaksakan keajaiban itu agar dapat menghasilkan keajaiban-keajaiban lainnya. Aku meminta ini itu. Aku menginginkan ini itu. Aku memaksakan ini itu. sehingga akhirnya keajaiban pun menjadi jengah, kemudian melangkah pergi. Keajaiban merasa tak dihargai.   Aku selalu lupa, Keajaiban seringkali muncul dari rasa yang paling sederhana. sesederhana rasa mencintai dan dicintai. Keajaiban selalu muncul dari nikmatnya rasa syukur saat masih dapat menggenggam tangan satu sama lain di saat milyaran manusia lainnya hanya...