Happiness on Display

Belakangan ini sering banget liat komen orang-orang ketika ada teman/ kerabat/ saudara/ influencer/ orang yang gak mereka kenal ketika pergi liburan atau melakukan berbagai aktivitas. Biasanya ada kata-kata, 


“Orang yang bener-bener happy tuh biasanya gak posting-posting. Mereka enjoy the moment.”


“Orang yang bahagia itu gak perlu validasi dari orang lain.”


“Yang bener ini ya kayak si A, kemana-mana gak perlu lah di pamerin. Diem-diem aja gausah norak.”


Familiar kah dengan komen seperti itu? emm…


Dear netizen yang maha benar dengan segala kejulidannya,

apakah kalian tau kalau “orang yang benar-benar happy dengan hidupnya juga tidak akan sibuk mengurusi orang lain seperti yang kalian-kalian lakukan?”


Standard kebahagiaan orang kan beda-beda ya. 


Ada orang yang emang demen foto-foto atau ngerekam video random, dan seneng untuk posting itu. Seperti aku.


Ada orang yang kalau ketemu hal lucu, rasanya ingin ngasih tau ke orang lain juga supaya kita sama-sama ketawa. Seperti aku.


Ada orang yang happy sekali melihat pemandangan indah dimanapun berada, melihat bangunan yang keren, melihat gedung tinggi di kota besar dan akhirnya bertingkah norak. Seperti aku.


Ada orang yang jiwa pamernya tinggi karena insecure. Seperti aku. Dan ada orang yang tidak mau pamer karena takut nanti dikejar oleh pegawai pajak *huft.


Posting gak jadi ukuran bahagia atau enggaknya seseorang. Gak posting pun begitu.


Mungkin kamu aja gak posting karena kamu berusaha menjaga privasi? atau mungkin kamu kurang bahan untuk konten ya? atau mungkin kegiatanmu kurang menarik? atau mungkin mainmu kurang jauh? atau mungkin kamu malu untuk memposting karena terlanjur mengatakan itu norak?


Atau mungkin, kamu belum menemukan sesuatu yang membuat hatimu benar-benar bahagia hingga rasanya tidak tahan untuk tidak memamerkannya ke seluruh dunia, bukan cuma di umumkan di toa mesjid. 


Dear netijen (termasuk aku) yang hobi banget menganalisa kehidupan orang lain,


Kamu happy kah dengan hidup kamu?


Dipajang atau tidak rasa bahagiamu di media sosial, akan terpancar dari keseharianmu. Akan terlihat dari wajahmu. Akan terasa dari energi yang kamu berikan pada orang lain.


Jadi gak perlu menganalisa bagaimana cara orang lain bahagia dengan standard ambigu yang kamu miliki. Mendingan sekarang kamu beri jeda sejenak dari social mediamu. Stop scrolling kebahagiaan yang orang-orang lain pajang.


Mulailah tanya pada dirimu sendiri:

apa kamu happy saat ini?

apa yang bisa kamu lakukan saat ini untuk membuat dirimu happy?


Dan jangan lupa: Kebahagiaan bukanlah sebuah tujuan, kebahagiaan adalah sesuatu yang kamu rasakan dan juga berasal dari pikiran. 


Jadi, gimana.. apa kamu bahagia ketika kamu tidak memamerkan kebahagiaanmu?



Monolog 13.01.24

Comments

Popular posts from this blog

A Tale of A Foolish Cinderella

Us

Love like a Jellyfish